Dengan Penuh rasa Cinta dan Kasih Sayang, Para leluhur orang jawa memberikan wejangan-wejangan, pelajaran-pelajaran dan nilai-nilai spiritual dan budaya yang berharga dalam hidup dengan perantaraan teladan dan kata kata bijak yang merupakan suatu isi atau inti atas apa yang telah mereka dapatkan dari berbagai pengalaman hidup mereka itu, kepada generasi berikutnya.
Tujuan dari diberikannya wejangan dan pitutur dari para sesepuh jawa tersebut tidak lain adalah agar keturunan mereka itu kiranya bisa terhindar dari setiap kekeliruan, keburukan dan kesengsaraan sebagaimana yang dulu mereka alami.
Harapan para leluhur orang Jawa dengan memberikan banyak pelajaran dan wejangan melalui pitutur jawa, kata kata mutiara, serta pepatah dan ajaran bijak kepada keturunan mereka itu hanyalah agar anak cucu mereka dapat menjalani hidup dengan nilai dan kualitas yang lebih baik dibanding kehidupan mereka.
Nasehat-Nasehat para Leluhur itu di tuturkan turun temurun dari generasi ke generasi, terutama lagi bagi orang-orang yang hingga kini meyakini aliran kejawen dalam bertata laku dan berkehidupan, yang biasa mereka dapatkan dalam bentuk wejangan wejangan bijak dari kitab leluhur maupun belajar dari kearifan kearifan budaya lokal lainnya.
Kalimat nasehat dan kata kata bijak Jawa yang sarat akan pelajaran pelajaran hidup tersebut dalam kebudayaan Jawa tidaklah disebarkan melalui media lisan semata, namun juga melalui media Tertulis, namun sayang sekali tulisan-tulisan tersebut kini hanyalah tersisa sedikit saja, Sebagaimana yang kita lihat pada prasasti-prasasti dan serat-serat lontar yang mungkin sudah dalam keadaan yang kurang terawat.
Kanjeng Sunan Kalijaga |
Selain karena kitab kitab dan catatan jawa kuno tersebut telah banyak yang dimusnahkan juga oleh bangsa penjajah dan benda benda bersejarah nenek moyang orang jawa ini banyak yang mereka bawa ke negeri asal mereka sebagai salah satu strategi agar bangsa bangsa Nusantara kehilangan jati diri dan menjadi bangsa yang kekurangan rasa percaya diri karena seolah tidak memiliki prestasi dalam peradannya serta tidak tahu akan nilai nilai luhur bangsa nenek moyangnya.
Karenanya, dengan mempelajari kembali nilai nilai filosofis dan pelajaran pelajaran hidup dari para leluhur kita dari generasi ke generasi maka warisan budaya jawa yang baik dan bijak dari para sesepuh jawa juga akan terus terjaga dan lestari.
Nilai nilai budaya yang baik tersebut sangatlah bagus untuk dijadikan renungan, pedoman hidup yang bagus pula untuk dicontoh dan diteladani, khususnya bagi orang jawa sendiri.
Dengan kandungan maknanya yang sangat mendalam dan berharga itu seyogyanya warisan leluhur yang baik-baik dapat kita di genggam erat dan lestarikan dan lebih kita sempurnakan lagi agar lebih baik untuk dijadikan suatu falsafah hidup yang penting untuk diwariskan hingga kepada anak cucu kita sehingga tidak sampai diklaim oleh bangsa lain yang juga mencintai dan juga mengagumi kebudayaan bangsa kita.
Karenanya pada postingan artikel kali ini saya ingin sajikan beberapa kutipan kata kata mutiara bijak dari nenek moyangnya orang Jawa, sengaja saya sertakan juga artinya secara harfiah dan juga pengertiannya atau maknanya secara bahasa agar pembaca yang belum paham atau belum mengerti bahasa jawa juga bisa mendapatkan manfaat dari pitutur dan wejangan para leluhur dan sesepuh saudara saudara kita orang jawa ini. :)
Sebab Kata Kata Mutiara dan Nasehat Bijak Jawa Kuno dari Para Leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari pondasi Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan sarat akan nilai dan makna kehidupan yang tinggi sekaligus mendalam, dan sangat berguna sebagai dasar pembangunan dan kemajuan bangsa.
Semoga artikel ini dapat menginspirasi kita semua sehingga bisa bermanfaat bagi kita dalam menjalani kehidupan kita sebagai manusia yang sedang berusaha menuju ke arah yang lebih baik, Selamat menikmati.. :)
1. NGUNDHUH WOHING PAKARTI
(Menuai buah pekerti)
Pepatah Jawa kuno ini bermakna, setiap orang akan mendapatkan akibat dari perilakunya sendiri.
2. WITING TRESNO JALARAN SAKA KULINO
(Berawalnya cinta karena terbiasa)
Kata kata mutiara bijak jawa kuno ini sangat familiar bagi orang jawa, maknanya kurang lebih adalah, bahwa cinta biasanya akan datang jika kita telah terbiasa (dalam hal ini misalnya keberadaannya, terjalinnya komunikasi dan juga interaksi)
3. MEMAYU HAYUNING BAWONO, AMBRASTO DHUR ANGKORO.
(Percantik keindahan dunia, Berantaslah ke-angkara murka-an).
Kata Mutiara Jawa kuno kali ini bermaksud memberi pesan kepada manusia agar ketika hidup di dunia hendaknya berusaha memperindah dunia ini dengan rasa cinta kasih kepada semesta, serta memberantas sifat angkara murka dan segala sifat tercela yang merusak dunia.
Artikel terkait :
Sistematika Unik Panggilan Kekerabatan Orang Jawa | Berapa level yang masih anda ingat?
4. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman
(Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut, Jangan manja).
Makna Kata kata Bijak Jawa ini cukup jelas,
+ Rajinlah menuntut ilmu agar wawasan semakin luas sehingga tidak mudah terheran-heran terhadap setiap gejala yang ada di kehidupan mayapada ini.
+ Giatlah berkarya dan bekerja dan pikirkan segala sesuatu dengan seksama agar nanti di masa depan tidak menjadi orang-orang yang menyesal.
+ Yang terakhir berusahalah dengan sekuat tenaga untuk menjadi orang yang kuat dan mandiri alias tidak manja.
Artikel Menarik Lainnya :
Kumpulan Kata Mutiara dan Kutipan Motivasi Bisnis dari Bob Sadino
Gajian Tiap Bulan | Analisa Bisnis dan Cara Budidaya Jahe Dengan Media Karung / Polybag
5.Urip Iku Urup
(Hidup itu Nyala)
Kata Bijak Jawa kuno yang satu ini juga cukup populer, maknanya adalah orang hidup sudah seharusnya menerangi atau memberi manfaat kepada setiap makhluk di sekitarnya.
6. Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka
(Jangan sok pintar nanti tersesat, jangan berbuat curang nanti celaka)
Makna dari kata kata bijak jawa kuno ini mungkin sudah cukup jelas.. mari kita ingat kembali hukum karma/ hukum sebab akibat.. ;)
Lebih baik kita tidak berlaku sombong dan aniaya terhadap sesama sehingga Tuhan tidak murka dan menimpakan (kala) bencana kepada kita.
7. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho
Kata bijak jawa ini artinya :
(Menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa ajian, merasa kaya tanpa banyak harta).
Sedangkan makna dari kata bijak jawa ini adalah..
+ Tetaplah menjadi pemberani dan berjuanglah sekalipun anda sendirian
+ Menangkanlah pertarungan dengan kerendahatian tanpa merendahkan martabat orang lain
+ Jagalah wibawa dengan Kebijaksanaan walau tanpa jabatan/kedudukan
+ Dan yang terakhir merasa cukup dan puas-lah akan karunia Tuhan sehingga anda akan tetap kaya sekalipun tanpa banyak memiliki harta.
8.AJINING DIRI SOKO LATHI, AJINING ROGO SOKO BUSONO
(Kehormatan diri adalah dari lisan, Kehormatan raga adalah dari pakaiannya).
Arti dari Kata bijak jawa ini kurang lebih adalah Hendaknya setiap manusia memperhatikan apa yang diucapkan oleh lidahnya dan juga selalu memperhatikan perilakunya dalam pergaulan.
Artikel lainnya :
9. ING NGARSO SUNG TULODHO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI
(Di depan memberi teladan, di tengah membangun prakarsa {pelopor}, di belakang memberi semangat).
Pepatah Jawa kuno ini sudah pasti cukup familiar di telinga kita ya ?
Ya, tentu saja, dari Peribahasa Jawa Kuno inilah ungkapan Tut Wuri Handayani ini diambil dan dijadikan sebagai Semboyan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.
Pepatah Jawa kuno ini sudah pasti cukup familiar di telinga kita ya ?
Ya, tentu saja, dari Peribahasa Jawa Kuno inilah ungkapan Tut Wuri Handayani ini diambil dan dijadikan sebagai Semboyan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.
10. MIKUL DHUWUR MENDHEM JERO
(Memikul tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam)
Pepatah bijak Jawa kuno yang satu ini adalah anjuran bagi seorang anak (atau dalam situasi tertentu adalah seorang murid) untuk dapat menjunjung kehormatan dan memuliakan orang tuanya (atau bisa juga diartikan sebagai guru) setinggi-tingginya serta sebisa mungkin untuk memaafkan dan memendam dalam-dalam segala aib dan kesalahan kedua orang tuanya.
Hemat kata tapi sarat makna, pitutur bijak dari leluhur jawa kuno ini bermaksud memberitahukan bahwa setiap perbuatan kita semuanya suatu saat akan nampak juga.
Jadi perbuatan yang mana yang seharusnya kita perbanyak biar kita tidak malu bila suatu saat semuanya terbongkar? gampang jawabnya, susah mengerjakannya ya.. hehe ;-)
Baca Artikel Menarik Lainnya :
Pepatah bijak leluhur jawa kuno yang cukup populer ini menerangkan bahwa ;
Sebaiknya dalam setiap keadaan kita tetap waspada, dan berupaya sebisa mungkin jangan sampai lengah karena merasa sudah lebih unggul dari lawan kita selagi pertempuran belum benar-benar usai.
Hal ini terutama juga pertempuran kita dengan nafsu diri kita sendiri yang selalu menggelincirkan kita dari kebaikan dan kebenaran, karenanya jangan merasa sudah menang dahulu, jangan merasa baik dahulu sebelum kita yakin bahwa perjuangan kita dalam hidup ini memang benar-benar telah selesai,
Singkat kata, waspadai musuh hingga jelas pertarungannya benar benar telah usai atau waspadalah terhadap jebakan syetan hingga hembusan nafas kita yang terakhir :)
Pepatah bijak Jawa kuno yang satu ini adalah anjuran bagi seorang anak (atau dalam situasi tertentu adalah seorang murid) untuk dapat menjunjung kehormatan dan memuliakan orang tuanya (atau bisa juga diartikan sebagai guru) setinggi-tingginya serta sebisa mungkin untuk memaafkan dan memendam dalam-dalam segala aib dan kesalahan kedua orang tuanya.
11.BECIK KETHITIK ALA KETARA
(Kebaikan Terdeteksi, Kejahatan Kelihatan)Hemat kata tapi sarat makna, pitutur bijak dari leluhur jawa kuno ini bermaksud memberitahukan bahwa setiap perbuatan kita semuanya suatu saat akan nampak juga.
Jadi perbuatan yang mana yang seharusnya kita perbanyak biar kita tidak malu bila suatu saat semuanya terbongkar? gampang jawabnya, susah mengerjakannya ya.. hehe ;-)
Baca Artikel Menarik Lainnya :
Kata Kata Mutiara Dan Renungan Inspiratif Emha Ainun Nadjib
- Kumpulan Nasehat Bijak dan Kata Kata Mutiara Imam Ali kw Tentang Kehidupan
- Orang Inikah Yang Menjadi Leluhur dan Sebagai Manusia pertama di Jawa?
12.Aja Rumongso Bisa, Nanging bisa'o Rumangsa
(Jangan Merasa Bisa, Namun Bisa-lah Merasakan)
Inti dari kata bijak jawa kuno kali ini adalah Jangan sombong dan hendaknya kita selalu tahu diri.. dan intinya lagi kata kata bijak jawa satu ini benar benar susah untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tepat. :p :D
Inti dari kata bijak jawa kuno kali ini adalah Jangan sombong dan hendaknya kita selalu tahu diri.. dan intinya lagi kata kata bijak jawa satu ini benar benar susah untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tepat. :p :D
13. Ojo Dumeh
(Jangan Sombong dulu / Jangan Merasa Menang Dulu)Pepatah bijak leluhur jawa kuno yang cukup populer ini menerangkan bahwa ;
Sebaiknya dalam setiap keadaan kita tetap waspada, dan berupaya sebisa mungkin jangan sampai lengah karena merasa sudah lebih unggul dari lawan kita selagi pertempuran belum benar-benar usai.
Hal ini terutama juga pertempuran kita dengan nafsu diri kita sendiri yang selalu menggelincirkan kita dari kebaikan dan kebenaran, karenanya jangan merasa sudah menang dahulu, jangan merasa baik dahulu sebelum kita yakin bahwa perjuangan kita dalam hidup ini memang benar-benar telah selesai,
Singkat kata, waspadai musuh hingga jelas pertarungannya benar benar telah usai atau waspadalah terhadap jebakan syetan hingga hembusan nafas kita yang terakhir :)
14. Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe
(Senyap dalam pamrih, ramai dalam pekerjaan)
Falsafah Jawa Kuno ini menggambarkan seseorang yang selalu lenyap dalam perebutan / pembagian penghargaan dan pujian, tapi selalu hadir dan bersemangat dalam bekerja, bahkan seringkali sangat senyap dan bekerja keras dalam kesunyian. (mungkin mirip kerjanya para ninja dan agen rahasia atau para tentara elit khusus)
Kalau Istilah jaman sekarang, mereka itu adalah orang yang selalu giat dan ikhlas dalam bekerja tanpa butuh akan popularitas dan pamrih. orang begitu luar biasa langka jaman sekarang ya gan.. :)
Falsafah Jawa Kuno ini menggambarkan seseorang yang selalu lenyap dalam perebutan / pembagian penghargaan dan pujian, tapi selalu hadir dan bersemangat dalam bekerja, bahkan seringkali sangat senyap dan bekerja keras dalam kesunyian. (mungkin mirip kerjanya para ninja dan agen rahasia atau para tentara elit khusus)
Kalau Istilah jaman sekarang, mereka itu adalah orang yang selalu giat dan ikhlas dalam bekerja tanpa butuh akan popularitas dan pamrih. orang begitu luar biasa langka jaman sekarang ya gan.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar